Skollamate, apakah kamu pernah merasa capek, jenuh, atau stres ketika belajar? Kalau pernah, bisa jadi saat itu kamu sedang mengalami academic burnout. Waduh, itu apa ya?
Istilah “Academic Burnout”
Istilah burnout pertama kali dikemukakan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974. Dalam penelitiannya, beliau menjelaskan bahwa burnout adalah kondisi kelelahan akibat tuntutan yang berlebih di tempat kerja. Seiring berjalannya waktu, istilah tersebut juga diterapkan pada penelitian di bidang pendidikan. Ternyata, pelajar juga bisa merasakan rasa lelah yang mirip dengan pekerja. Dari sinilah akhirnya muncul istilah academic burnout.
Academic burnout adalah suatu keadaan ketika kamu merasakan kelelahan emosional dan fisik yang dipicu oleh studi yang berkepanjangan. Ciri atau tanda terbagi menjadi tiga hal, yaitu academic fatigue, academic apathy, dan academic inefficiency.
- Academic fatigue
Academic fatigue merupakan tanda kelelahan akibat tuntutan dan tanggung jawab akademik. Ciri ini berupa kelelahan fisik dan psikis, seperti merasa pusing, sulit berkonsentrasi, stres, dan mudah marah sebagai bentuk frustasi.
- Academic apathy
Academic apathy merupakan tanda kelelahan yang ditandai dengan munculnya rasa pesimis dan berkurangnya minat pada tugas-tugas sekolah, berusaha menghindari hal-hal yang berhubungan dengan sekolah, dan tidak bersemangat mengikuti kelas atau mengerjakan tugas sekolah.
- Academic inefficiency
Academic inefficiency merupakan tanda kelelahan akibat perkembangan diri yang buruk di bidang akademik dan pendidikan, merasa pesimis dengan kemampuan diri, serta merasa bosan atau tidak tertarik dengan pelajaran yang sebelumnya diminati.
Perbedaan Academic Burnout dengan Stres Belajar
Academic burnout berbeda dengan perasaan stres biasa dan bukan pula sekedar kelelahan karena belajar semalaman. Academic burnout muncul karena akumulasi dari rasa lelah dengan beban akademik dalam waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Meskipun demikian, academic burnout tidak termasuk gangguan mental.
Nah, jika kamu sudah merasakan ciri-ciri burnout, atau ingin melakukan pencegahan sebelum munculnya burnout, kamu bisa melakukan beberapa hal berikut.
- Sisihkan waktu untuk istirahat
Misal dari pagi sampai sore belajar, malamnya bersantai atau melakukan hobi. Kalau lagi sibuk-sibuknya, manfaatkan weekend khusus untuk istirahat, jangan memikirkan hal-hal akademik setidaknya selama sehari.
- Atur pola hidup sehat
Makan dan minum dengan teratur, tidur yang cukup, dan sekali-kali melakukan olahraga. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah dalam mengatur rasa stres. Tubuh juga akan lebih siap ketika harus menghadapi jadwal yang padat.
- Bentuk hubungan yang baik dengan teman dan guru
Dengan adanya teman dekat di sekolah, kamu jadi punya teman curhat ketika lagi capek. Begitu pun dengan guru. Kalau kamu dekat dengan guru, kamu jadi lebih mudah untuk mengkomunikasikan masalah akademik, seperti tugas yang terlalu banyak atau jadwal yang terlalu padat.
- Jalan-jalan dan berkunjung ke tempat baru
Ini akan membantu pikiranmu menjadi fresh. Akan lebih menyegarkan lagi jika kamu berjalan-jalan di alam, seperti kebun, pantai, atau gunung.
Baca Juga: Mindfulness: Solusi Meredakan Stres
Belajar memang penting, tapi istirahat juga tidak kalah penting. Kalau capek belajar, jangan dipaksa. Istirahatlah! Belajar dengan kondisi tertekan malah membuat kamu tidak bisa fokus ke materi. Tapi kalau rasa capek dan stres sudah hilang, segera kembali belajar, jangan kebablasan. Lakukan keduanya dengan seimbang. Belajar secukupnya, istirahat juga secukupnya.