Skollamate, pernahkah kamu merasa ingin belajar hal baru dan punya kemampuan di luar pelajaran yang diajarkan di sekolah? Mungkin kamu merasa ingin jago di bidang musik, olahraga, robotik, coding, fotografi, public speaking, atau hal lain. Mungkin kamu ingin lebih jago di pelajaran sekolah sendiri, seperti Matematika, Biologi, Fisika, Bahasa, atau Ekonomi.
Kalau ya, apakah kamu pernah mencoba dan hasilnya sesuai harapan? Pernahkah kamu merasa bosan, jenuh, sampai akhirnya nggak meneruskan lagi keinginanmu menguasainya?
Belajar hal baru ternyata emang nggak semudah itu. Kamu perlu motivasi yang kuat, waktu yang cukup, dan target yang matang. Kamu juga perlu sebuah cara atau metode yang bisa mendongkrak semuanya.
Anak Kecil dan Sepeda
Sekarang, coba bayangkan masa-masa ketika pertama kali kamu naik sepeda. Awalnya kamu belum mengenal apa itu sepeda tapi tertarik karena melihat temanmu bisa menaikinya.
“Wah, aku juga mau naik itu! Caranya gimana?”
Ketika sepeda sudah berada di depan matamu. Kamu bingung. Gimana ya cara naiknya? Setelah duduk dan pegang setirnya, trus gimana?
Pelan-pelan, kamu mulai menginjak pedal dengan satu kaki. Sepedanya sih jalan, tapi matamu masih terpaku melihat ke bawah. Kamu pun hilang keseimbangan.
“Duuh.. Ternyata naik sepeda itu susah!”
Besoknya kamu mencoba lagi, kali ini dengan kedua kaki. Matamu mulai berani melihat ke depan. Meski beberapa kali kamu masih kehilangan keseimbangan dan terjatuh, kali ini kamu nggak menyerah.
“Oke, besok aku perlu latihan lagi.”
Kamu mencoba dan mencoba lagi, sampai akhirnya kamu mengayuh beberapa meter tanpa terjatuh. Kamu mulai tau caranya mengontrol tubuh, kaki, tangan, dan mata secara bersamaan.
“Oooh ternyata gini caranya!”
Kamu tertawa dan senang sekali. Kini kamu bisa naik sepeda.
Cara Belajar Hal Baru dengan Four Stages of Learning
Momen naik sepeda waktu kecil adalah cerminan proses manusia belajar hal yang baru. Belajar hal yang sebelumnya mungkin asing dan sama sekali belum diketahui.
Cara belajar hal baru ini ternyata melalui tahapan yang dikenal dengan sebutan “Four Stages of Learning” atau “Empat Tahapan Pembelajaran”.
Four Stages of Learning ini sangat berguna dan akan menyadarkanmu bahwa segala sesuatu bisa dipelajari, sekalipun di awal kamu merasa sulit percaya bahwa kamu bisa menguasainya. Dengan mengetahui tahapan ini, kamu juga nggak bakal cepat menyerah ketika menemukan hambatan atau kesulitan di tengah prosesnya.
Sekarang, simak baik-baik empat tahap pembelajaran dalam Four Stages of Learning berikut.
1. Tahap Pertama: Unconscious Incompetence
Tahap tidak sadar dan tidak tau (cuek). Pada tahap ini, kamu nggak sadar kalau punya pemahaman bagaimana melakukan sesuatu dan nggak menyadari kalau kamu nggak bisa. Hmm, kedengarannya aneh, kan?
Tapi, ini beneran, lho. Makanya nggak sadar dan nggak tau, seseorang sulit percaya dia bisa melakukan sesuatu pada awalnya. Seperti kamu, yang ketika belum bisa naik sepeda, nggak tau dan nggak sadar kalau kamu bisa naik sepeda. Rasanya aneh ketika pertama kali duduk di atas sepeda.
Pada tahap ini juga, kamu mungkin juga belum mendapatkan informasi kalau kamu perlu belajar hal itu. Ketika sudah sadar kalau kamu perlu belajar, tantangan berikutnya adalah kamu belum tau apakah kamu bisa.
Sampai pada titik ini, kamu baru bisa lanjut ke tahap pembelajaran berikutnya tergantung pada stimulus atau rangsangan dari dalam atau luar dirimu.
2. Tahap Kedua: Conscious Incompetence
Tahap sadar, tapi tidak tau. Pada tahap ini, kamu mulai menyadari kalau kamu perlu belajar sesuatu hal yang baru. Namun, kamu belum tau harus mulai dari mana.
Bener-bener newbie, istilahnya.
Namun kerennya, pada tahap ini rasa keingintahuanmu akan sangat tinggi. Kamu akan banyak bertanya dan berani mencoba. Ini sama seperti ketika kamu pertama kali menyadari kalau kamu nggak tau caranya naik sepeda, tapi mau untuk terus mencoba.
Tahapan ini adalah tahapan yang penuh dengan trial and error. Tahapan dengan banyak kegagalan dan jatuh-bangun yang nggak bisa dipisahkan dari prosesnya. Begitu terus sampai kamu merasa kamu bisa melakukannya.
3. Tahap Ketiga: Conscious Competence
Tahap sadar dan tau. Pada tahap ini, kamu mulai mengetahui bagaimana caranya menguasai suatu hal. Kamu sudah sadar, bahwa kamu perlu belajar A, B, C untuk bisa menjadi seorang Z.
Kamu sudah tau, kalau bisa naik sepeda itu, harus bisa mengendalikan setir dengan baik. Mata pun harus fokus, sementara kedua kaki terus menginjak pedal.
Pada tahap ini, kamu hanya perlu fokus dan banyak berlatih untuk “menambal” sisi kekurangan yang belum dipenuhi. Sama seperti kamu terus berlatih menaiki sepeda agar lancar.
4. Tahap Keempat: Unconscious Competence
Tahap tau, tapi tidak sadar. Inilah puncak dari tahapan pembelajaran pada metode Four Stages of Learning. Ketika kamu sudah selesai mempelajari suatu hal dan jadi jago, tanpa sadar kamu melakukannya.
Kok bisa tanpa sadar?
Yup, karena udah saking seringnya belajar dan menerapkan keahlian tersebut, kamu menjadi terbiasa dan otomatis. Hal apa pun jadi mudah karena kamu udah jago dan nggak harus berpikir lagi.
Inilah perasaan yang akan kamu capai ketika kamu lancar bersepeda saat dewasa. Lihat, sekarang kamu udah nggak pernah mikirin lagi caranya bisa seimbang kan? Kamu malah bisa bersepeda sambil melakukan hal lain, seperti membonceng teman, membunyikan lonceng, sampai beratraksi melepas tangan. Kamu udah sehebat itu!
“Four Stages of Learning” dan “Growth Mindset”
Fyi, Four Stages of Learning adalah metode belajar hal baru yang ditemukan pada tahun 1970-an. Mulanya, metode ini diperkenalkan oleh Martin Broadwell pada tahun 1969. Namun, ada banyak pengembangan teori pada metode ini, salah satunya oleh Noel Burch yang menyebut metode ini dengan nama “Conscious Competence Learning Matrix (CCLM)”.
Oiya, metode ini sangat erat kaitannya dengan definisi fixed mindset vs growth mindset, lho, Skollamate. Karena hanya orang dengan growth mindset lah yang secara alami memahami empat tahap pembelajaran ini. Orang dengan growth mindset juga akan selalu ingin tau caranya naik tahap sampai jadi jago.
Sedangkan, orang dengan fixed mindset biasanya bakal “fix” nyerah duluan dan nggak mau mempelajari sesuatu yang ia yakini nggak bakal bisa. Ya, kan?
Cara Belajar Hal Baru Di Mana Aja
Nah, untungnya, kamu bisa belajar hal baru dengan menerapkan metode Four Stages of Learning ini di mana aja. Kalau kamu pengen belajar hal yang baru, langsung terapin aja metode Four Stages of Learning di keseharianmu. Kamu juga bisa menerapkannya di sekolah. Tinggal pilih subjek materi yang ingin kamu pelajari, kamu sudah bisa mulai belajar dari tahapan pertama.
Di pendidikan nonformal, metode Four Stages of Learning sudah diterapkan, lho. Aplikasi Skolla, sebagai platform pendidikan Omni Learning, menerapkan Conscious Competence Learning Matrix (CCLM) sebagai pengembangan dari metode Four Stages of Learning dalam sistem pembelajarannya.
Baca Juga: Omni Learning, Pendidikan Masa Depan yang Inovatif dan Holistik
Skolla nggak cuma membantumu sebagai siswa, tapi juga membantu guru dan orang tuamu untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar dan merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan kompetensimu. Jadi, setiap siswa dijamin nggak bakal ngerasa ketinggalan dengan siswa lainnya.
Jadi, mulai sekarang, nggak ada kata “nggak bisa” lagi buat belajar hal baru deh. Kamu sudah tau cara belajar hal baru dengan metode Four Stages of Learning. Cara belajar ini bisa kamu terapin di rumah, di sekolah, di mana pun! Semoga cara ini bisa membantumu belajar hal apa pun tanpa terkendala.