Frasa merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah kalimat. Tapi, tahukah Skollamate, kalau frasa itu berbeda dengan kalimat?
Frasa adalah satu satu dari banyak cabang materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Lebih spesifik, frasa termasuk ke dalam disiplin ilmu sintaksis, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kalimat.
Lalu, apa saja sih ciri-ciri dan jenis frasa? Bagaimana frasa bisa dianggap beda dengan kalimat? Yuk, pahami lebih lanjut dalam artikel ini!
Pengertian Frasa
Disadari atau nggak, sebenarnya kita sudah akrab menggunakan frasa dalam percakapan sehari-hari. Frasa sering dianggap sebagai bagian kecil dari kalimat, bahkan diasumsikan menjadi jenis kalimat.
Biar nggak makin ngalor-ngidul dalam memahami terkait apa itu frasa, yuk simak pengertian konkret tentang frasa dari para ahli.
Kridalaksana (2001)
Menurutnya, frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih. Akan tetapi, nggak sama seperti kalimat, sebab frasa nggak punya predikat dan nggak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat.
Ramlan (2005)
Definisi frasa menurut Ramlan ialah gabungan kata yang bersifat nonpredikatif. Artinya, frasa nggak ditemani subjek dan predikat. Frasa hanya berfungsi sebagai bagian dari kalimat.
Chaer (2009)
Chaer menjelaskan bahwa frasa adalah perpaduan dua kata atau lebih yang membentuk kesatuan makna dalam suatu kalimat. Senada dengan pendapat sebelumnya, frasa nggak punya predikat sehingga nggak bisa disamakan dengan kalimat.
Ciri-Ciri dan Perbedaan Frasa dengan Kata/Kalimat
Setelah mengulas pengertian frasa dari berbagai perspektif, pastinya kurang mantap kalau nggak membahas karakteristik frasa. Di bawah ini adalah ciri-ciri frasa yang perlu Skollamate ketahui.
- Terdiri dari dua kata atau lebih
Frasa minimal harus terdiri dari dua kata yang kemudian digabungkan untuk membentuk sebuah makna.
- Nggak punya subjek dan predikat
Frasa nggak punya unsur subjek dan predikat, sehingga nggak bisa berdikari alias harus menempel ke dalam kalimat.
- Berfungsi sebagai satuan makna
Meski hanya bagian kecil, tapi frasa tetap punya fungsi, lho. Sama halnya dengan subjek, objek, dan keterangan yang punya masing-masing peran dalam kalimat.
- Nggak menyatakan kalimat utuh
Perlu diingat selalu, ya, bahwa frasa nggak pernah punya subjek dan predikat, jadi nggak bisa menyampaikan makan secara lengkap.
Perbedaan Frasa dengan Kata/Kalimat
Pernah nggak, sih, Skollamate mencermati peran suatu grup trio, misalnya girl group Kpop? Biasanya ketiga anggota punya peran yang berbeda, walaupun ujung-ujungnya bagian dari satu grup.
Nah, begitulah kira-kira perumpamaan antara ketiga trio kita pada konteks ini, yaitu kata, frasa, dan kalimat. Kenali perbedaannya lebih lengkap berikut ini, ya.
Kata
Merupakan satuan paling kecil yang tetap punya makna, meski nggak sesempurna kalimat. Contoh: “buku”.
Frasa
Gabungan dua kata atau lebih yang nggak diiringi subjek dan predikat. Contoh: “buku baru”.
Kalimat
Satuan bahasa yang sudah terdiri dari subjek dan predikat, dapat berdiri sendiri, serta utuh dalam menyampaikan pesan. Contoh: “Buku baru itu sangat estetik sampulnya.”
Jenis-Jenis Frasa dan Contoh Penggunaannya dalam Kalimat
Berdasarkan Jenis Kata
Menurut jenis katanya, frasa dapat dibedakan menjadi 5 jenis, antara lain sebagai berikut.
1. Frasa Nominal: frasa yang dibentuk oleh kata benda.
Contohnya frasa “rumah besar” dalam kalimat “Saya tinggal di rumah besar seharga 5 miliar.”
2. Frasa Verbal: frasa yang dibentuk oleh kata kerja.
Contohnya frasa “sedang belajar” dalam kalimat “Jennie sedang belajar di kamar.”
3. Frasa Adjektival: frasa yang dibentuk oleh kata sifat.
Contohnya frasa “sangat indah” dalam kalimat “Pemandangan di Ancol sangat indah.”
4. Frasa Preposisional: frasa yang dimulai dengan kata depan.
Contohnya frasa “di atas meja” dalam kalimat “Pensil itu ada di atas meja.”
5. Frasa Numeral: frasa yang dibentuk oleh kata bilangan.
Contohnya frasa “tiga puluh siswa” dalam kalimat “Kelas itu terdiri dari tiga puluh siswa.”
Berdasarkan Struktur Intinya
Lebih lanjut, frasa berdasarkan struktur intinya dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis di bawah ini.
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah jenis frasa yang memiliki satu unsur inti yang menjadi pusat makna. Jenis ini terbagi ke dalam dua tipe, yakni:
- Endosentris Atributif: satu unsurnya menerangkan unsur inti.
Contohnya frasa “buku hijau” dalam kalimat “Lisa membeli buku hijau itu.”
- Endosentris Koordinatif: unsur-unsurnya setara.
Contohnya frasa “ibu dan ayah” dalam kalimat “Ibu dan ayah pergi ke pasar.”
2. Frasa Eksosentris
Berbeda dari frasa endosentris, frasa eksosentris adalah jenis frasa yang nggak punya unsur inti dan maknanya nggak bisa dipahami hanya dari unsur-unsurnya. Contohnya frasa “ke pasar” dalam kalimat “Saya pergi ke pasar.”
Demikian ulasan tentang pengertian frasa, ciri, serta jenis-jenis frasa yang membedakannya dengan kalimat. Eits, tentu saja sudah ada contoh-contoh lengkapnya yang bisa Skollamate jadikan suplemen wawasan.
Nggak cukup puas dengan contoh di artikel ini? Atau sudah ketagihan ingin memperdalam materi frasa? Yuk, gabung di aplikasi Skolla biar kamu bisa menikmati latihan soal sepuasnya sambil belajar lewat live class seru bersama tutor keren dan berkualitas!