fbpx

Mobilitas Sosial: Pengertian, Contoh, dan Faktor yang Memengaruhi

Skollamate, kenapa ya sering banget kita lihat ada orang yang pindah tempat tinggal ke daerah lain, orang naik jabatan karena berprestasi, ataupun orang turun jabatan atau dipecat?

Ternyata, fenomena-fenomena yang kita lihat itu ada dalam kajian Sosiologi bernama mobilitas sosial. Fenomena perpindahan strata sosial yang dialami oleh individu atau kelompok dari atas ke bawah, atau sebaliknya, adalah deskripsi umum dari mobilitas sosial.

Lantas, bagaimana pengertian mobilitas sosial menurut para ahli, serta apa saja bentuk, contoh, dan faktor yang memengaruhi adanya mobilitas sosial? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini, ya!

Pengertian Mobilitas Sosial

Definisi mobilitas sosial dalam disiplin ilmu Sosiologi cukup beragam, lho. Banyak ahli yang memiliki perspektifnya sendiri ketika memandang fenomena sosial ini.

Pitirim A. Sorokin (1927)

Dalam bukunya, “Social and Cultural Mobility,” Sorokin menjelaskan mobilitas sosial sebagai perpindahan ke atas atau ke bawah dalam hierarki sosial. Sifat mobilitas sosial ini bisa berwujud horizontal dan vertikal.

Peter Blau dan Otis Dudley Duncan (1967)

Melalui riset mereka dalam “The American Occupational Structure,” Blau dan Duncan menyumbang pemikiran bahwa dalam mobilitas sosial, penting untuk menyoroti struktur sosial di masyarakat. Sebab, aspek tersebutlah yang membuka atau menghambat terjadinya mobilitas sosial.

Anthony Giddens (2009)

Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial menurut Giddens adalah suatu perubahan posisi individu atau kelompok dalam tatanan sosial. Dari sudut pandangnya, mobilitas sosial merupakan fenomena yang penting untuk memahami dinamika masyarakat di era modern.

Meskipun ahli Sosiolog memiliki pendapat yang berbeda, pada dasarnya mobilitas adalah perubahan atau perpindahan status seseorang dalam sebuah masyarakat.

Bentuk dan Contoh Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial bentuknya macam-macam. Menurut Pitirim Alexandrovich Sorokin, bentuk mobilitas sosial terbagi menjadi dua, yaitu mobilitas sosial vertikal dan horizontal. Kita juga akan melihat bentuk mobilitas sosial lainnya, yaitu mobilitas sosial antargenerasi, intragenerasi, dan geografis/lateral.

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Bentuk mobilitas sosial vertikal diklasifikasikan lagi ke dalam 2 bentuk yaitu:

  • Mobilitas Vertikal Naik (Social Climbing): Perpindahan ke status sosial yang lebih tinggi. Contohnya adalah seorang anak lulusan SMA yang berhasil lulus S-1, selanjutnya bekerja sebagai staf, lalu diangkat menjadi manajer di perusahaan besar.
  • Mobilitas Vertikal Turun (Social Sinking): Perpindahan ke status sosial yang lebih rendah. Contohnya adalah ketika seorang polisi yang dipecat karena melakukan tindakan yang melanggar hukum.

2. Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas horizontal adalah perpindahan posisi individu atau kelompok dalam status sosial yang masih sederajat (nggak naik atau turun).

Misalnya, Pak Bondan sebagai kepala sekolah SMA Melati Harum, dipindahtugaskan menjadi kepala sekolah SMA Mawar Berduri. Hal tersebut terjadi tanpa mengubah tingkatan sosial Pak Bondan.

3. Mobilitas Sosial Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi ditandai dengan adanya perubahan status sosial yang terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam keluarga. Contohnya, tukang becak yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai S-3, kemudian anak tersebut sukses menjadi dosen di sebuah universitas. Dengan kata lain, sang anak telah mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan status sosial keluarganya.

Contoh Mobilitas Sosial, yaitu Raeni, Anak Tukang Becak Peraih Gelar Doktor di Inggris
Raeni, Anak Tukang Becak Peraih Gelar Doktor di Inggris | Sumber: Bonepos

4. Mobilitas Sosial Intragenerasi

Mobilitas intragenerasi adalah perubahan status sosial yang terjadi dalam kehidupan seorang individu. Misalnya, Bambang yang lulusan SMK awalnya menjadi buruh pabrik kasaran di Korea Selatan. Setelah 2 tahun, ia kemudian balik kampung dan membuat usaha cilok hingga sukses besar.

5. Mobilitas Sosial Geografis/Lateral

Mobilitas geografis/lateral merupakan perubahan status sosial yang terjadi karena perpindahan individu atau kelompok dari suatu daerah ke daerah lainnya. Contohnya, keluarga Budi yang tinggal di kota pada saat Idulfitri pergi mudik ke kampung halamannya di desa.

Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial

Setelah mengetahui bentuk dan contoh mobilitas sosial, kita juga perlu memahami faktor apa saja sih, yang menyebabkan adanya mobilitas sosial.

Perlu dicatat, faktor tersebut terbagi ke dalam dua jenis, yaitu faktor pendorong dan penghambat terjadinya mobilitas sosial.

1. Faktor Pendorong

  • Status sosial
  • Kondisi ekonomi
  • Situasi politik
  • Pertambahan penduduk
  • Keinginan melihat daerah lain

2. Faktor Penghambat

  • Diskriminasi Ras dan Agama
  • Diskriminasi Kelas Sosial
  • Pengaruh Sosialisasi yang kuat
  • Kemiskinan
  • Perbedaan Jenis Kelamin
  • Perbedaan Kepentingan

Dampak Mobilitas Sosial

Berhubung mobilitas sosial nggak selalu bersifat naik, maka di samping dampak positif, juga terdapat dampak negatif jika yang terjadi adalah sebaliknya. Nah, berikut adalah penjelasannya.

Dampak Positif

Beberapa dampak baik dari adanya mobilitas sosial antara lain yaitu:

  • Mendorong seseorang untuk maju

Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan termotivasi atau terdorong untuk lebih berprestasi lagi.

  • Mempercepat perubahan sosial

Perubahan sosial merupakan perubahan struktur sosial yang meliputi lembaga – lembaga tempat individu menjadi bagiannya.

Dampak Negatif

Selain dampak positif, di bawah ini adalah akibat buruk dari mobilitas sosial:

  • Konflik sosial

Konflik sebagai akibat dari gejala mobilitas sosial ditandai dengan adanya benturan nilai dan kepentingan.

  • Keretakan hubungan dalam kelompok primer

Seseorang apabila mengalami kenaikan status, dia akan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang ada di kelompok yang baru dan hal itu biasanya bertentangan dengan kelompok primer.

  • Munculnya post power syndrome

Post power syndrome merupakan sebuah gejala psikologis yang terjadi setelah seseorang berhenti atau keluar dari jabatan atau kekuasaan mereka.

  • Adanya Ketegangan Peran

Ketegangan peran terjadi ketika seseorang individu belum siap untuk menempati posisi yang baru.

Seorang Pekerja Merasa Gagal dalam Pekerjaannya Menunjukkan Dampak Negatif Mobilitas Sosial
Seorang Pekerja Merasa Gagal dalam Pekerjaannya Menunjukkan Dampak Negatif Mobilitas Sosial | Sumber: Freepik

Nah, itu dia pembahasan terkait pengertian mobilitas sosial menurut para ahli, termasuk juga bentuk, contoh, faktor yang mempengaruhi, serta dampaknya. Ingin belajar tentang materi mobilitas sosial lebih lanjut? Yuk, belajar bareng di aplikasi Skolla, hanya dengan sekali langganan, banyak materi mata pelajaran Sosiologi dan lainnya yang bisa kamu dapatkan!

Referensi

Sorokin, P. A. (1927). Social and Cultural Mobility. New York: The Free Press.
Giddens, A. (2009). Sociology. Cambridge: Polity Press.
Blau, P. M., & Duncan, O. D. (1967). The American Occupational Structure. New York: Wiley.

Share
Rekomendasi untuk Kamu

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada Seleksi Nasional Berdasarkan…

Siswa eligible SNBP

Skollamate yang saat ini sedang duduk di bangku 12 pasti…

Hai Skollamate yang lagi siap-siap masuk perguruan tinggi! Mungkin kamu…

Komentar