Revolusi industri 4.0 membawa inovasi dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan kini bukan lagi sebatas pembelajaran konvensional di dalam ruang kelas, melainkan pengalaman pembelajaran menarik lewat dunia bernama metaverse. Apa itu sebenarnya metaverse? Dampak apa yang bisa dirasakan oleh pelajar dalam metaverse? Pembelajaran seperti apa yang bisa disediakan dalam metaverse?
Istilah Metaverse
Istilah metaverse pertama kali diperkenalkan dalam novel berjudul Snow Crash karya Neal Stephenson. Di dalam novel tersebut, manusia masuk ke suatu dunia dimensi sebagai avatar dan saling berinteraksi. Metaverse adalah bagian dari internet yang diproyeksikan melalui virtual reality yang dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata. Di dalam metaverse para pelajar bisa merasakan langsung bagaimana belajar di ruang virtual tiga dimensi dengan gamblang. Objek-objek tiga dimensi yang ada pada metaverse memberikan kesan belajar yang menyenangkan.
Revolusi pendidikan 4.0 menggabungkan metode belajar di dunia nyata dengan dunia virtual. Proyeksi objek tiga dimensi yang terdapat dalam metaverse memberikan penjelasan detail tentang objek dalam mata pelajaran. Pembelajaran menjadi lebih efektif karena siswa benar-benar mendapat gambaran yang jelas tentang materi yang mereka pelajari. Dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka yang didukung teknologi metaverse, siswa diharapkan dapat benar-benar merdeka dalam belajar dan mengeksplorasi segala potensi yang mereka miliki.
Apakah Metaverse Efektif untuk Pembelajaran?
Revolusi pendidikan 4.0 yang salah satunya teraktualisasi dalam metaverse sangat efektif menunjang pembelajaran siswa. Inovasi pendidikan metaverse adalah suatu pembaharuan yang diusahakan untuk meningkatkan kemampuan siswa. Inovasi ini diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Misalnya pada masa terdahulu cukup sulit untuk menjelaskan objek-objek pembelajaran yang rumit seperti sistem peredaran darah; atom; pergerakan tanah; dan lain-lain. Namun dengan penerapan metaverse tentunya objek-objek tiga dimensi dari materi pelajaran tersebut bisa dibuat dan tentunya menjadi solusi. Seiring perkembangan zaman, sejatinya teknologi metaverse dalam dunia pendidikan ini menjadi media yang memudahkan siswa menyerap ilmu dengan baik.
Peran guru sebagai pendidik kini bisa menjadi lebih fleksibel. Guru bisa menjadi fasilitator dalam menjelaskan materi-materi pembelajaran. Guru tidak perlu lagi menyediakan gambar maupun ilustrasi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Ilustrasi pada metaverse membantu guru dalam membimbing siswa agar lebih mudah memahami materi pelajaran. Selain itu, pembelajaran pada metaverse dapat membawa siswa kepada pengalaman belajar yang berkesan dan membuat siswa bisa lebih dalam memahami pelajaran.
Melalui metaverse yang diaplikasikan dalam virtual reality, siswa bisa semakin tertarik untuk belajar. Pengalaman belajar melalui virtual reality membuat siswa yang belajar mengenai virus dapat mengetahui bagian-bagian dari virus secara rinci. Belajar matematika tentang dimensi tiga pun bisa membuat siswa benar-benar mengetahui sudut dan sisi secara jelas. Tentunya, virtual reality merupakan terobosan mutakhir dalam pengembangan pendidikan Indonesia.
Saat ini, sudah ada beberapa sekolah yang menyediakan oculus sebagai media pembelajaran siswa. Tentunya ini cukup positif untuk menunjang fasilitas pembelajaran. Melalui virtual reality teknologi bukan hanya sebagai media pembelajaran melainkan, juga sebagai stimulan bagi siswa untuk mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Meskipun belum semua sekolah menyediakan oculus, virtual reality tetap dapat digunakan melalui smartphone.
Tantangan
Teknologi virtual reality tentunya punya beberapa tantangan dalam penerapannya. Paling tidak terdapat empat poin tantangan dalam penerapan teknologi virtual reality untuk pendidikan di sekolah.
Pertama, biaya yang cukup besar untuk menerapkan pembelajaran virtual reality di kelas. Untuk saat ini hanya beberapa sekolah saja yang menyediakan oculus dan itupun jumlahnya terbatas. Selain itu, diperlukan adanya tambahan biaya untuk pelatihan bagi guru dalam penggunaan virtual reality. Di dalam hal ini, dukungan pemerintah sangat penting untuk melancarkan pendidikan berbasis teknologi virtual reality.
Kedua, diperlukan adanya muatan materi dalam virtual reality. Misalnya saja dalam pelajaran biologi ketika ingin mempelajari tentang sel, diperlukan adanya aset tiga dimensi tentang sel itu sendiri. Untuk pelajaran sejarah, diperlukan adanya aset tiga dimensi mengenai artefak-artefak peninggalan manusia zaman dahulu. Poin kedua ini menguatkan poin pertama bahwa muatan materi yang diperlukan dalam virtual reality juga membutuhkan biaya.
Ketiga, transisi teknologi dalam penerapan virtual reality. Perubahan dari metode pembelajaran konvensional ke metode pembelajaran mutakhir memerlukan waktu agar guru dan siswa dapat merasa nyaman dengan teknologi virtual reality. Hal ini bisa saja menjadi hambatan apabila guru dan siswa tidak dapat beradaptasi dengan cepat tentang perubahan tersebut.
Keempat, masalah dalam pemerataan penerapan virtual reality. Tidak semua daerah dapat menerapkan pembelajaran jarak jauh karena fasilitas, seperti perangkat smartphone, komputer dan internet belum memadai. Hal ini dikarenakan tidak meratanya fasilitas tiap daerah di Indonesia. Tentunya kita menginginkan suatu terobosan yang gemilang tentang kualitas pendidikan Indonesia. Maka dari itu. diperlukan adanya upaya dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat umum, praktisi pendidikan, dan lain sebagainya dalam mendukung pemerataan fasilitas pendidikan Indonesia.
Teknologi metaverse yang diterapkan dalam virtual reality menarik untuk diterapkan karena dapat membuat suasana belajar menjadi imersif dan interaktif. Pembelajaran imersif dapat membuat siswa memproyeksikan objek studi yang mereka pelajari. Siswa bisa memperoleh pengalaman yang menyenangkan dalam belajar dan guru perannya lebih mudah dalam membimbing siswa belajar. Potensi yang besar melalui teknologi virtual reality harus didukung oleh berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Kemajuan dunia pendidikan Indonesia dapat memuluskan langkah menuju visi Indonesia emas 2045.