fbpx

Penuh Drama, Lika-Liku Sejarah Pemilihan Presiden di Indonesia

Awal tahun 2024 nanti akan diadakan pemilihan umum presiden (pilpres). Pemilihan presiden ini dilakukan setiap 5 tahun sekali. Tapi, tau nggak Skollamate, sistem pilpres ini baru dijalankan pada tahun 2004, lho. Tepatnya, pada pemilihan presiden ke-6 Indonesia. Nah kamu penasaran nggak sih, sejarah pemilihan presiden di Indonesia sebelumnya kayak gimana ya?

Presiden Pertama – Ir. Soekarno

Foto Presiden Soekarno

Presiden pertama Indonesia beserta wakilnya, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, dipilih secara aklamasi atau suara bulat oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pemilihan ini didasarkan atas pertimbangan jasa keduanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pemilihan terjadi pada sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Berbeda dengan presiden pertama, pemilihan dan pelantikan presiden berikutnya dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga tertinggi saat itu.

Presiden Kedua – Soeharto

Foto Presiden Soeharto

Letjen Soeharto resmi dilantik menjadi presiden kedua Indonesia oleh MPR pada tanggal 27 Maret 1968. Namun, proses peralihan presiden ini penuh dengan serangkaian drama dan konspirasi. Pada masa itu, Indonesia baru saja mengalami tragedi G 30 S/PKI, salah satu tragedi kelam dalam sejarah Indonesia.

Awalnya, Presiden Soekarno menyerahkan mandat kepada Letjen Soeharto untuk mengatasi permasalahan G 30 S/PKI melalui surat perintah pada tanggal 11 Maret 1966. Nantinya, peristiwa ini akan disebut sebagai Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).

Di kemudian hari, Supersemar dijadikan sebagai dalih penyerahan kekuasaan presiden dari Soekarno ke Soeharto. Ditambah lagi, banyak pihak yang tidak puas dengan kebijakan-kebijakan Soekarno. Akibatnya, Soekarno dimakzulkan oleh MPR pada 20 Februari 1967 dan digantikan oleh Soeharto.

Presiden Ketiga – B. J. Habibie

Foto Presiden Habibie

B. J. Habibie resmi diangkat menjadi presiden Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Sama seperti peralihan presiden sebelumnya, peralihan ini juga diikuti serangkaian peristiwa bersejarah.

Habibie yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden diangkat menjadi presiden setelah Soeharto mengundurkan diri akibat demo dan kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998. Oleh karena itu, B. J. Habibie menjadi presiden dengan masa jabatan tersingkat, yakni 1 tahun 5 bulan.

Pada tahun 1999 ketika diadakan kembali pemilihan presiden, B. J. Habibie tidak kembali mencalonkan diri setelah mendapatkan kritikan akibat melepaskan wilayah Timor Timur yang saat ini menjadi Timor Leste.

Presiden Keempat – K. H. Abdurrahman Wahid

Terpilihnya K.H. Abdurrahman Wahid sebagai presiden Indonesia sangat mengejutkan. Pasalnya, pada pemilihan tahun 1999, beliau diperkirakan akan kalah karena lawannya adalah Megawati Soekarnoputri.

Nyatanya, beliau mendapatkan 373 suara, sedangkan Megawati mendapatkan 313 suara. Presiden yang kerap dipanggil Gus Dur ini akhirnya menjabat selama 21 bulan. Pada 23 Juli 2001, beliau dimakzulkan oleh MPR karena dituduh melakukan korupsi dana Bulog. Walaupun akhirnya tidak pernah terbukti.

Presiden Kelima – Megawati Soekarnoputri

Setelah Gus Dur dimakzulkan, Megawati yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden segera dilantik menjadi presiden kelima Indonesia.

Selama masa kepemimpinan beliau, sistem pemilihan umum (pemilu) presiden pertama kali dicetuskan dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggaranya.

Pada tahun 2004, setelah masa kepemimpinan beliau habis dan sistem pemilu kembali dilaksanakan, Megawati Soekarnoputri kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Namun, beliau kalah suara oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.

Presiden Keenam – Susilo Bambang Yudhoyono

Masa pemilihan dan pelantikan presiden keenam ini bisa dibilang lebih damai ketimbang presiden sebelumnya. Suasana pilpres dilingkupi antusiasme karena momen ini adalah pertama kalinya rakyat dapat memilih kepala negara secara langsung.

Pemilihan ini dilakukan sebanyak 2 putaran. Pada putaran pertama, terdapat 5 pasangan calon (paslon) presiden-wapres, sedangkan putaran kedua hanya diikuti oleh dua paslon dengan suara terbanyak. Hasil akhirnya, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla yang memenangkan pemilihan.

Fyi Skollamate, sempet terjadi hal nggak enak nih pada pilpres 2009. Awalnya, semua berjalan lancar. Akan tetapi, setelah hasil akhir dimenangkan oleh SBY, capres Megawati dan Jusuf Kalla menggugat KPU atas hasil tersebut. Mereka berpendapat telah terjadi kecurangan dan pelanggaran hukum selama jalannya pilpres. Namun, gugatan tersebut ditolak oleh Mahkamah Konstitusi.

Presiden Ketujuh – Ir. Joko Widodo

Pada pilpres 2014, terdapat aturan baru yang ditambahkan yakni pilpres hanya dilakukan sekali putaran. Hal ini dikarenakan peserta pilpres ketujuh ini hanya memunculkan 2 paslon, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Namun demikian, masa pemilu ini dibarengi dengan makin canggihnya teknologi komunikasi serta masifnya penyebaran jaringan internet. Sehingga, mulai marak tersebar berita bohong (hoax) terkait pemilu. Hoax juga makin merajalela selama pilpres 2019 ketika Ir. Joko Widodo kembali terpilih menjadi presiden Indonesia.

Baca juga: Penemu Benda Mini di Sekitar Kita

Nah, Skollamate. Itulah drama dan lika-liku sejarah proses pemilihan ketujuh presiden Republik Indonesia. Kira-kira pada pemilu tahun depan bakal ada drama apalagi ya? Semoga sih semua bisa berjalan positif, tanpa hoax, dan antusiasme yang bagus. Share pendapatmu juga di kolom komentar yuk!

Share
Rekomendasi untuk Kamu

Skollamate, pernahkah kamu merasa ingin belajar hal baru dan punya…

Pendidikan telah mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan teknologi…

Ketika pengumuman UTBK keluar, ada dua kemungkinan, kamu lolos atau…

Komentar